BAGIAN 1 — LATAR BELAKANG
🎯 Deskripsi Area Observasi
Area observasi yang dipilih adalah zona parkiran utama kampus saya, yaitu area yang menjadi titik transit mahasiswa sebelum masuk kelas dan tempat berkumpul singkat saat menunggu teman. Lokasi ini dipilih karena menjadi ruang peralihan aktivitas mahasiswa, namun tidak memiliki fasilitas yang mendukung kenyamanan, khususnya dalam hal konsumsi minuman cepat saji seperti kopi.
🎯 Alasan Pemilihan Area
Berdasarkan pengamatan awal, banyak mahasiswa yang datang lebih awal ke kampus dan berhenti sejenak di parkiran sebelum memasuki kelas. Aktivitas yang sering terlihat antara lain duduk di motor sambil bermain ponsel, berbincang sebentar, atau menunggu teman untuk berangkat kelompok. Pada momen-momen tersebut, potensi konsumsi minuman cepat seperti kopi cukup tinggi, namun tidak ada fasilitas penyedia kopi cepat yang terjangkau dan mudah diakses di area parkir.
Selain itu, kebiasaan mahasiswa membeli kopi dari brand luar kampus sebelum masuk area kampus menjadi sinyal bahwa permintaan ngopi sebelum aktivitas belajar sangat nyata, hanya saja uang keluar dari ekosistem kampus dan tidak dimanfaatkan sebagai peluang bisnis internal.
🔍 Metode Observasi
Untuk mendapatkan data yang lebih relevan, dilakukan observasi selama 3 hari berturut-turut pada jam aktivitas mahasiswa paling ramai, yaitu sebelum jam kuliah dimulai (07.00—08.00), jam istirahat (12.00—13.00), dan setelah kuliah (15.00—16.00). Observasi dilakukan dengan metode eksploratif non-partisipatif, yaitu mengamati langsung tanpa interaksi terlebih dahulu. Kemudian, dilanjutkan dengan wawancara ringan (casual interview) ke mahasiswa yang terlihat membawa minuman dari luar kampus.
Tabel Hasil Observasi Per Hari
| Hari | Waktu Pengamatan | Aktivitas Mahasiswa yang Terlihat | Catatan Perilaku / Kebiasaan | Potensi Peluang Bisnis |
|---|
| Hari 1 | 07.00 – 08.00 | Mahasiswa datang lebih awal dan duduk di motor sambil menunggu teman | 6 dari 10 mahasiswa membawa kopi dari luar kampus (Janji Jiwa, Kenangan, sasetan premium) | Ada budaya “ngopi sebelum kelas” → potensi booth kopi pagi cepat saji |
| Hari 2 | 12.00 – 13.00 | Mahasiswa menunggu jam makan siang sambil kumpul di parkiran | Kantin penuh, tapi tidak ada opsi minuman cepat selain air mineral | Booth kopi sebagai alternatif minuman cepat dan ringan selain kantin |
| Hari 3 | 15.00 – 16.00 | Mahasiswa duduk santai sambil scroll HP atau nunggu transport | Beberapa mahasiswa keluar kampus dulu hanya untuk beli kopi, lalu balik lagi | Kopi grab-and-go di parkiran bisa menghemat waktu dan menarik pembelian spontan |
Identifikasi 3 Masalah Utama dari Observasi
| Masalah | Fakta Observasi Pendukung | Dampak bagi Mahasiswa | Potensi Solusi Bisnis |
|---|
| 1. Tidak adanya fasilitas minuman cepat saji di area parkiran kampus | Mahasiswa duduk menunggu teman tanpa aktivitas dan banyak yang sudah membawa kopi dari luar | Uang keluar dari ekosistem kampus karena pembelian kopi di luar | Booth Kopi Cepat Saji (Grab & Go Coffee Point) |
| 2. Harga kopi di luar kampus cukup tinggi untuk konsumsi harian mahasiswa | Kopi brand luar rata-rata Rp 15.000–22.000, mahasiswa hanya beli "kalau ada uang" | Mahasiswa tidak bisa ngopi rutin tiap hari, hanya sesekali | Paket kopi ekonomis versi mahasiswa (Rp 7–10 ribu) |
| 3. Waktu tunggu mahasiswa di parkiran tidak dimanfaatkan dengan produktif | Banyak mahasiswa scrolling HP tanpa aktivitas bermakna saat menunggu | Potensi pembelian impulsif (impulsive buying) tidak dimanfaatkan | Strategi "Quick Serve & Scan Order" di titik parkiran |
🧠 Brainstorm Ide Solusi dengan Metode SCAMPER
| Teknik SCAMPER | Penerapan pada Konsep Booth Kopi |
|---|
| S – Substitute (Gantikan) | Gantikan konsep "nongkrong di kafe" dengan model cepat-ambil (grab & go) tanpa tempat duduk besar |
| C – Combine (Gabungkan) | Gabungkan booth kopi + sistem QR/Pesanan via chat → ambil langsung tanpa antre |
| A – Adapt (Adaptasi) | Adaptasi model pom mini → jadi "Kopi Mini Point" khusus parkiran kampus |
| M – Modify (Ubah) | Ubah konsep dari "brand kopi premium" ke kopi simpel tapi tetap estetik packaging-nya |
| P – Put to another use (Gunakan ulang) | Manfaatkan area parkiran (yang selama ini hanya tempat motor) jadi zona transaksi cepat mahasiswa |
| E – Eliminate (Hilangkan) | Hilangkan kebutuhan tempat duduk luas dan dekorasi mahal → fokus efisiensi & kecepatan |
| R – Reverse (Balikkan) | Biasanya beli kopi → masuk kelas. Dibalik jadi ambil kopi dulu sebelum jalan dari parkiran ke kelas |
🎯 3 Alternatif Ide dari Hasil SCAMPER
| Ide Alternatif | Konsep Singkat | Kelebihan |
|---|
| 1. Booth Kopi "Grab & Go" | Booth kecil dengan konsep ambil cepat langsung bayar/scan | Cepat, praktis, cocok untuk mahasiswa yang buru-buru |
| 2. Kopi Langganan Harian/Mingguan | Sistem member: bayar 5 hari → ambil kopi tiap pagi tanpa antre | Menciptakan pembeli tetap (loyalty base) |
| 3. QR Scan Order & Pickup Point | Mahasiswa pesan via WhatsApp / QR → tinggal ambil cup di booth | Mengurangi antrean, kesan modern/startup |
Business Model Canvas – PitStop Coffee
| Aspek | Detail |
|---|
| Customer Segments | Mahasiswa yang butuh kopi cepat, dosen/staff yang butuh minuman praktis, mahasiswa yang suka ngopi rutin sebelum kelas |
| Value Proposition | Kopi cepat saji langsung di parkiran kampus, lebih cepat dan lebih murah dari brand luar, bisa pesan tanpa antre, opsi paket langganan |
| Channels | Booth fisik di parkiran kampus, WhatsApp Order, QR Scan Order, promosi via grup kampus / IG story mahasiswa |
| Customer Relationships | Sistem member langganan, stempel “beli 5 gratis 1”, gaya komunikasi casual lewat chat (stiker/emoji biar friendly) |
| Revenue Streams | Penjualan kopi per cup, paket langganan mingguan, tambahan topping premium (bonus pendapatan) |
| Key Resources | Booth kecil, mesin kopi manual/otomatis sederhana, bahan baku (kopi, cup, gula), QR payment system |
| Key Activities | Persiapan kopi pagi, operasional booth, penerimaan pesanan via chat, promosi harian di grup mahasiswa |
| Key Partners | Supplier kopi lokal, desain grafis untuk branding cup, komunitas kampus / BEM untuk akses lokasi |
| Cost Structure | Bahan baku kopi & cup, sewa lahan/izin lokasi, alat kopi sederhana, biaya desain branding, promosi digital |
ANALISIS KELAYAKAN BISNIS
🎯 1. Target Pasar
| Segmen | Karakteristik | Kebutuhan/Perilaku |
|---|
| Mahasiswa rutin datang pagi | Biasanya ngopi biar melek sebelum kelas | Butuh kopi cepat, nggak mau antre lama |
| Mahasiswa nongkrong sebentar di parkiran | Nunggu teman, scroll HP, nganggur sebentar | Cenderung beli kopi impulsif kalau tersedia dekat |
| Mahasiswa penggemar kopi tapi hemat budget | Sering beli kopi sasetan atau brand murah | Cari versi kopi enak tapi < Rp 10.000 |
| Dosen & staff cepat masuk ruangan | Nggak punya waktu ke kantin/kafe | Butuh kopi cepat tanpa ribet |
Kesimpulan Target Utama: Mahasiswa yang suka ngopi pagi / nunggu teman / cari opsi murah dan cepat → HIGH FREQUENCY USER
Analisis Kompetitor Singkat
| Kompetitor | Kelebihan Mereka | Kelemahan (Keunggulan kita) |
|---|
| Kopi Kenangan / Janji Jiwa sekitar kampus | Branding kuat, rasa konsisten | Harga mahal, lokasi di luar → butuh waktu untuk beli |
| Kantin Kampus | Dekat & murah | Variasi minuman terbatas, tidak estetik, antre lama |
| Kopi Saset Bawa Sendiri | Murah | Tidak praktis, tidak punya vibes estetik / gengsi sosial |
| **PitStop Coffee | Dekat, cepat, estetik cup, harga mahasiswa | Posisi tengah → harga kantin + vibes brand komersial |
💰 4. Estimasi Biaya Awal & Harga Jual
| Komponen Modal Awal | Estimasi |
|---|
| Booth kecil / meja lipat estetik | Rp 600.000 – 800.000 |
| Mesin kopi manual / mesin press sederhana | Rp 400.000 – 600.000 |
| Bahan baku awal (kopi, gula, cup 200 pcs) | ± Rp 350.000 |
| Branding (stiker cup + banner kecil) | Rp 150.000 |
| QR order / admin WhatsApp & template desain | Rp 0 (bisa digital gratis) |
| Total Modal Awal | ± Rp 1,5 juta – 2 juta (ringan untuk usaha mahasiswa) |
| Perhitungan Harga Cup |
|---|
| Modal bahan per cup: ± Rp 2.500 – 3.000 |
| Harga jual ideal: Rp 8.000 – 9.000 |
| Profit per cup: Rp 5.000 – 6.000 → cukup tinggi untuk model booth ✅ |
Jika penjualan 30 cup per hari → profit harian ± Rp 150.000 → modal balik 10-14 hari aktif jual.
Penutup & Refleksi Akhir
Ide bisnis PitStop Coffee hadir sebagai respon terhadap kebiasaan nyata mahasiswa yang sering menjadikan area parkiran sebagai titik tunggu sebelum masuk kelas atau saat jeda perkuliahan. Dari hasil observasi lapangan, terlihat bahwa kebutuhan akan minuman cepat saji—khususnya kopi—cukup tinggi, tetapi akses terhadap produk tersebut belum efisien karena mahasiswa harus keluar area kampus atau antre di kantin yang kapasitasnya terbatas.
Konsep booth kecil dengan sistem grab & go dianggap sebagai solusi yang realistis karena:
-
Tidak membutuhkan ruang besar
-
Bisa ditempatkan di zona parkir tanpa mengganggu mobilitas
-
Memanfaatkan kebiasaan mahasiswa yang suka menunggu sambil ngemil atau ngopi
-
Bisa berjalan dengan sistem sederhana namun tetap modern melalui QR order dan paket langganan
Secara keseluruhan, PitStop Coffee bukan hanya sekadar usaha jualan kopi, tetapi menawarkan pengalaman baru: “ngopi cepat sebelum masuk kelas tanpa ribet antre.” Ide ini relevan dengan gaya hidup mahasiswa modern yang mengutamakan kecepatan, efisiensi, dan kebiasaan ngopi sebagai bagian dari rutinitas harian.
Dengan demikian, jika diimplementasikan dengan pendekatan yang tepat, PitStop Coffee berpotensi menjadi titik istirahat kecil yang fungsional—tempat mahasiswa recharge energi sebelum melanjutkan aktivitas akademik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar